Selasa, 05 Juli 2011

Menanti Kearifan Pemilukada

Oleh : Suwaib Amiruddin *)

Terbentuknya opini publik secara terang-terangan tentang visi misi calon yang terpampang dalam spanduk yang sudah mulai terpasang di setiap sudut kota. Pemandangan itu tentunya sudah menjadi pertanda bahwa semakin kompleksnya suhu politik menjelang pemilukada gubernur Banten.
Fenomena sosial itu, tentu me­nyita banyak perhatian dikalangan masyarakat, bahwa betapa menarknya pertarungan pada pemilukada. Disatu sisi, kompleksitas itu, memberikan cakrawala tersendiri bagi masyarakat Banten untuk lebih awal mengetahui bakal calon yang akan ikut dalam bursa pencalonan Gubernur Banten. Walaupun Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Banten sebagai penyelenggara belum menetapkan masa kampanye, namun sudah mulai dilakukan sosialisasi awal.

Tradisi sosialisasi awal, tentu­nya menjadi pertanyaan bahwa apakah fenomena itu merupakan pelanggaran atau bukan. Dan atau dianggap sebagai kampanye “curi start” atau semacamnya, tentunya kita harus kembalikan pada aturan yang ada, dan atau dengan cukup di toleransi saja?. Memang hal itu, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam bagi penyelenggara pemilukada gubernur dan tentunya bukan hanya di Banten, tapi dibeberapa daerah di Indonesia budaya publikasi calon-calon disetiap men­dekati pertarungan pemi­lukada sudah mulai memasang symbol dan foto-foto yang akan ikut bertarung.
Benar atau salah, pelanggaran ataupun bukan, tapi yang sudah pasti bahwa calon-calon yang akan turut ikut dalam pemilukada Gubernur Banten sudah mulai menampakkan komitmennya untuk benar-benar akan ikut mencalonkan. Namun, yang menjadi persoalan adalah pen­calonan tersebut tidak terlepas dengan dukungan partai politik sebagai syarat seleksi administrasi untuk mencalonkan diri. Pendaftaran dan atau lamaran pada partai yang akan dijadikan sebagai pengusung pun sudah mulai tergambar, bahwa betapa di­na­mikanya suhu politik men­jelang pemilukada gubernur Banten. Hal itu, terlihat dengan bermunculan tokoh-tokoh yang mendaftarkan diri di partai politik, baik sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubernur.
Momentum itu, tentu menjadi sua­tu hal yang sudah umum, na­mun parpol perlu selektif da­lam memutuskan calon yang akan diusung dalam pemilukada gu­bernur Banten. Seleksi mau­pun komitmen dalam me­ngu­sung calon, merupakan suatu hal terpenting, agar citra partai politik pun dapat menjadi anutan dalam masyarakat dalam menen­tukan kader pemimpin terbaik untuk Banten lima tahun men­datang. Pertarungan ini sebenar­nya, boleh dikatakan ada di tangan partai politik, dan se­lanjut­nya dipilih langsung oleh rakyat. Artinya bahwa partai politik memiliki andil yang cukup dalam menentukan figur guber­nur Banten yang terbaik me­mimpin Banten lima tahun ke depan. Walaupun Undang-un­dang sudah memberikan syarat bagi calon perseorangan pada pemilukada.


MOMENTUM KEBERSAMAAN
Pemilukada gubernur Banten merupakan perhelatan pesta de­mokrasi yang menuntut keterbukaan dan kebersamaan dalam menyongsong pemba­ngu­nan Banten lima tahun ke­depan. Berangkat dari itu, maka pemilukada gubernur Banten sepantasnya masyarakat Banten memiliki andil secara bersama-sama dalam mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan. Dan jangan sampai terjadi malah sebaliknya bahwa pemilukada gubernur Banten hanya dimiliki oleh kepentingan partai politik semata. Padahal gubernur ter­pilih merupakan pilihan rakyat Banten secara sadar dan penuh pengharapan untuk membangun Banten dimasa yang akan datang.
Momentum pemilukada gu­bernur, dapat dijadikan sebagai perenungan dalam menentukan pe­mimpin yang berorientasi pa­da kemajuan Banten. Seorang pe­mimpin, tentunya tidak cukup ha­nya dengan popularitas se­mata. Apalagi kalau hanya me­ngejar popularitas disaat men­jelang perhelatan pemilukada. Padahal yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin yang memiliki jiwa yang amanah dan keinginan secara ikhlas membangun Banten yang berorientasi pada kesejah­teraan dan pemerataan dari berbagai segmen masyarakat. Harapan masyarakat dari buah pemilukada adalah melahirkan seorang pemimpin yang dapat membawa hidupnya kearah mensejahterahkan masyarakat dan menjunjung tinggi keadilan secara menyeluruh.
Pemimpin pula, perlu memiliki jiwa sebagai seorang figur (ketauladanan) dalam kehidupan ber­ma­syarakat. Jiwa ketau­ladanan itu, sebenarnya meru­pakan bagian dari representasi komitmen seorang pemimpin yang dapat mengayomi segala kebutuhan masyarakatnya. Untuk menemukan sosok pemimpin itu, tentunya dibutuhkan para­meter dan kriteria tertentu ber­dasarkan pandangan masya­rakat yang akan memilih pada pemilukada gubernur Banten. Ketauladanan pemimpin yang dapat mensejahterahkan masya­rakat, sebenarnya tetap ber­orientasi pada kehidupan lokal masyarakat Banten. Pemimpin yang memiliki orientasi pada pertumbuhan ekomomi dan pengembangan sumber daya alam yang berbasis pada potensi lokal.
Banten memiliki potensi sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan, sehingga sepatutnya pemimpin masa depan Banten perlu mem­per­hatikan sektor-sektor unggulan Banten. Mewujudkan potensi lokal menjadi sektor unggulan, tentunya bukanlah suatu perkara mudah, namun apabila ada komitmen pemerintah daerah segala sesuatu dapat terwujud. Perkara hal itu, sulit untuk diwujudkan tentunya calon Gubernur Banten yang akan dipilih pada pemilikada 2011 sudah perlu memikirkan dari sekarang tentang strategi dan posisi yang aman untuk dapat menggali segala potensi yang tersedia di Banten.
Terobosan pemimpin Banten lima tahun ke depan, sebaiknya difokuskan pada mekanisme mengembangkan potensi yang belum tersentuh dengan baik dan dimiliki Banten. Memajukan sektor pertanian, pertambangan dan hasil laut, sebenarnya Banten memiliki itu semua. Namun untuk mewujudkannya, tidak hanya sekedar dituliskan dalam visi dan misi namun diperlukan adanya kebersamaan dan komitmen yang jelas antara pe­merintah daerah dan masyarakat yang terlibat didalam aktivitas potensi lokal yang dimiliki Banten.

KETERBUKAAN AKAN POTENSI LOKAL
Kepekaan calon bubernur Banten atas berbagai potensi yang dimiliki Banten merupakan suatu keharusan. Maka sepatut­nya, visi dan misi yang diusung diarahkan pada potensi lokal Banten yang dapat dikembangkan kearah kesejahteraan masyarakat Banten. Masyarakat tentunya menaruh harapan yang sangat besar pada pemilukada gubernur Banten untuk membawa Banten lebih maju dari sektor kehidupan masyarakat Banten. Pemilukada gubernur yang akan diseleng­garakan pada tahun 2011 ini, jangan sampai hasilnya tidak “memuaskan” untuk membawa Banten lebih maju dan lebih sejahterah masyarakatnya.
Tampilnya tokoh-tokoh Banten yang sudah mewacanakan untuk mencalonkan gubernur, tentunya memiliki kesiapan visi dan misi yang berorientasi pembangunan Banten lima tahun kedepan. Membangun daerah akan lebih cepat maju, apabila pemimpinnya memiliki inovasi atau moder­nisasi pada sektor potensi lokal yang dimiliki Banten. Pemimpin yang memiliki karakter untuk membangun, tentunya tidak hanya cukup dengan kemampuan politik semata, namun kemam­puan dari segi modernisasi dari segala sektor potensi daerah jauh lebih penting.
Memiliki kesadaran akan pentingnya membangun daerah, tentunya tidak hanya sebatas konsep, namun perlu didukung kerjasama yang baik dengan stakeholder yang ada di Banten. Kemajuan akan lebih terarah apabila pemimpin memiliki kemauan membenahi daerah. Pembenahan itu tidak cukup hanya dukungan elit politik semata, akan tetapi dukungan keahlian yang dimiliki putra-putri daerah perlu dipersiapkan. Kesiapan sumberdaya manusia tidak langsung begitu saja jadi, tanpa didukung oleh kemamuan pemerintah untuk membenahi sumberdaya manusia yang siap pakai. Pemerintahan yang melakukan modernisasi kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai kalau tidak melibatkan sum­berdaya yang siap pakai untuk memikirkan kemajuan daerah. Potensi daerah akan terealisasi apabila melibatkan tenaga ahli yang sesuai dengan bidang dan potensi yang ingin dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Banten sebuah wilayah yang memiliki banyak potensi baik di darat maupun disektor ke­lautan yang memerlukan kon­sentrasi untuk menggali potensi itu. Momentum pemilihan gubernur Banten perlu menjadi perenungan bagi calon-calon yang akan ikut bertarung, untuk komitmen memajukan potensi lokal yang dimiliki Banten. Bukan hanya calon disibukkan dengan pernyataan-pernyataan dan atau simbol-simbol yang pada akhirnya bermuara pada me­ngejar popularitas. Sepantasnya calon gubernur Banten sudah saatnya memiliki “kepekaan” cakrawala cara pandangnya pada menggali potensi yang dimiliki Banten. Dan jangan sampai hanya terbuka cara pandangnya pada kebutuhan politik sesaat semata, yang pada muaranya kepentingan kelompok tertentu.
Tentunya, agar pemilukada Gubernur Banten dapat berjalan aman dan damai, maka elit politik dan masyarakat menanggapi secara arif atas segala benturan-benturan sosial yang akan mengancam pada pemilukada gubernur Banten yang akan berlangsung akhir 2011 ini. Ben­turan tentunya suatu kewa­jaran dalam setiap perta­rungan, namun benturan itu dapat diminimalisir dengan kearifan secara terbuka untuk menerima berbagai kekurangan dan kelebihan. Harapan kami selaku masyarakat, tentunya pemilukada gubernur Banten diharapkan berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin banten yang lebih arif dan berorientasi mensejah­terahkan masyarakat Banten.


*) Dosen Sosiologi Fisip Untirta dan Pascasarjana Untirta & Anggota Dewan Pembina KMB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar