Oleh : Suwaib Amiruddin *)
Terbentuknya opini publik secara terang-terangan tentang visi misi calon yang terpampang dalam spanduk yang sudah mulai terpasang di setiap sudut kota. Pemandangan itu tentunya sudah menjadi pertanda bahwa semakin kompleksnya suhu politik menjelang pemilukada gubernur Banten.
Fenomena sosial itu, tentu menyita banyak perhatian dikalangan masyarakat, bahwa betapa menarknya pertarungan pada pemilukada. Disatu sisi, kompleksitas itu, memberikan cakrawala tersendiri bagi masyarakat Banten untuk lebih awal mengetahui bakal calon yang akan ikut dalam bursa pencalonan Gubernur Banten. Walaupun Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Banten sebagai penyelenggara belum menetapkan masa kampanye, namun sudah mulai dilakukan sosialisasi awal.
Tradisi sosialisasi awal, tentunya menjadi pertanyaan bahwa apakah fenomena itu merupakan pelanggaran atau bukan. Dan atau dianggap sebagai kampanye “curi start” atau semacamnya, tentunya kita harus kembalikan pada aturan yang ada, dan atau dengan cukup di toleransi saja?. Memang hal itu, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam bagi penyelenggara pemilukada gubernur dan tentunya bukan hanya di Banten, tapi dibeberapa daerah di Indonesia budaya publikasi calon-calon disetiap mendekati pertarungan pemilukada sudah mulai memasang symbol dan foto-foto yang akan ikut bertarung.
Benar atau salah, pelanggaran ataupun bukan, tapi yang sudah pasti bahwa calon-calon yang akan turut ikut dalam pemilukada Gubernur Banten sudah mulai menampakkan komitmennya untuk benar-benar akan ikut mencalonkan. Namun, yang menjadi persoalan adalah pencalonan tersebut tidak terlepas dengan dukungan partai politik sebagai syarat seleksi administrasi untuk mencalonkan diri. Pendaftaran dan atau lamaran pada partai yang akan dijadikan sebagai pengusung pun sudah mulai tergambar, bahwa betapa dinamikanya suhu politik menjelang pemilukada gubernur Banten. Hal itu, terlihat dengan bermunculan tokoh-tokoh yang mendaftarkan diri di partai politik, baik sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubernur.
Momentum itu, tentu menjadi suatu hal yang sudah umum, namun parpol perlu selektif dalam memutuskan calon yang akan diusung dalam pemilukada gubernur Banten. Seleksi maupun komitmen dalam mengusung calon, merupakan suatu hal terpenting, agar citra partai politik pun dapat menjadi anutan dalam masyarakat dalam menentukan kader pemimpin terbaik untuk Banten lima tahun mendatang. Pertarungan ini sebenarnya, boleh dikatakan ada di tangan partai politik, dan selanjutnya dipilih langsung oleh rakyat. Artinya bahwa partai politik memiliki andil yang cukup dalam menentukan figur gubernur Banten yang terbaik memimpin Banten lima tahun ke depan. Walaupun Undang-undang sudah memberikan syarat bagi calon perseorangan pada pemilukada.
MOMENTUM KEBERSAMAAN
Pemilukada gubernur Banten merupakan perhelatan pesta demokrasi yang menuntut keterbukaan dan kebersamaan dalam menyongsong pembangunan Banten lima tahun kedepan. Berangkat dari itu, maka pemilukada gubernur Banten sepantasnya masyarakat Banten memiliki andil secara bersama-sama dalam mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan. Dan jangan sampai terjadi malah sebaliknya bahwa pemilukada gubernur Banten hanya dimiliki oleh kepentingan partai politik semata. Padahal gubernur terpilih merupakan pilihan rakyat Banten secara sadar dan penuh pengharapan untuk membangun Banten dimasa yang akan datang.
Momentum pemilukada gubernur, dapat dijadikan sebagai perenungan dalam menentukan pemimpin yang berorientasi pada kemajuan Banten. Seorang pemimpin, tentunya tidak cukup hanya dengan popularitas semata. Apalagi kalau hanya mengejar popularitas disaat menjelang perhelatan pemilukada. Padahal yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin yang memiliki jiwa yang amanah dan keinginan secara ikhlas membangun Banten yang berorientasi pada kesejahteraan dan pemerataan dari berbagai segmen masyarakat. Harapan masyarakat dari buah pemilukada adalah melahirkan seorang pemimpin yang dapat membawa hidupnya kearah mensejahterahkan masyarakat dan menjunjung tinggi keadilan secara menyeluruh.
Pemimpin pula, perlu memiliki jiwa sebagai seorang figur (ketauladanan) dalam kehidupan bermasyarakat. Jiwa ketauladanan itu, sebenarnya merupakan bagian dari representasi komitmen seorang pemimpin yang dapat mengayomi segala kebutuhan masyarakatnya. Untuk menemukan sosok pemimpin itu, tentunya dibutuhkan parameter dan kriteria tertentu berdasarkan pandangan masyarakat yang akan memilih pada pemilukada gubernur Banten. Ketauladanan pemimpin yang dapat mensejahterahkan masyarakat, sebenarnya tetap berorientasi pada kehidupan lokal masyarakat Banten. Pemimpin yang memiliki orientasi pada pertumbuhan ekomomi dan pengembangan sumber daya alam yang berbasis pada potensi lokal.
Banten memiliki potensi sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan, sehingga sepatutnya pemimpin masa depan Banten perlu memperhatikan sektor-sektor unggulan Banten. Mewujudkan potensi lokal menjadi sektor unggulan, tentunya bukanlah suatu perkara mudah, namun apabila ada komitmen pemerintah daerah segala sesuatu dapat terwujud. Perkara hal itu, sulit untuk diwujudkan tentunya calon Gubernur Banten yang akan dipilih pada pemilikada 2011 sudah perlu memikirkan dari sekarang tentang strategi dan posisi yang aman untuk dapat menggali segala potensi yang tersedia di Banten.
Terobosan pemimpin Banten lima tahun ke depan, sebaiknya difokuskan pada mekanisme mengembangkan potensi yang belum tersentuh dengan baik dan dimiliki Banten. Memajukan sektor pertanian, pertambangan dan hasil laut, sebenarnya Banten memiliki itu semua. Namun untuk mewujudkannya, tidak hanya sekedar dituliskan dalam visi dan misi namun diperlukan adanya kebersamaan dan komitmen yang jelas antara pemerintah daerah dan masyarakat yang terlibat didalam aktivitas potensi lokal yang dimiliki Banten.
KETERBUKAAN AKAN POTENSI LOKAL
Kepekaan calon bubernur Banten atas berbagai potensi yang dimiliki Banten merupakan suatu keharusan. Maka sepatutnya, visi dan misi yang diusung diarahkan pada potensi lokal Banten yang dapat dikembangkan kearah kesejahteraan masyarakat Banten. Masyarakat tentunya menaruh harapan yang sangat besar pada pemilukada gubernur Banten untuk membawa Banten lebih maju dari sektor kehidupan masyarakat Banten. Pemilukada gubernur yang akan diselenggarakan pada tahun 2011 ini, jangan sampai hasilnya tidak “memuaskan” untuk membawa Banten lebih maju dan lebih sejahterah masyarakatnya.
Tampilnya tokoh-tokoh Banten yang sudah mewacanakan untuk mencalonkan gubernur, tentunya memiliki kesiapan visi dan misi yang berorientasi pembangunan Banten lima tahun kedepan. Membangun daerah akan lebih cepat maju, apabila pemimpinnya memiliki inovasi atau modernisasi pada sektor potensi lokal yang dimiliki Banten. Pemimpin yang memiliki karakter untuk membangun, tentunya tidak hanya cukup dengan kemampuan politik semata, namun kemampuan dari segi modernisasi dari segala sektor potensi daerah jauh lebih penting.
Memiliki kesadaran akan pentingnya membangun daerah, tentunya tidak hanya sebatas konsep, namun perlu didukung kerjasama yang baik dengan stakeholder yang ada di Banten. Kemajuan akan lebih terarah apabila pemimpin memiliki kemauan membenahi daerah. Pembenahan itu tidak cukup hanya dukungan elit politik semata, akan tetapi dukungan keahlian yang dimiliki putra-putri daerah perlu dipersiapkan. Kesiapan sumberdaya manusia tidak langsung begitu saja jadi, tanpa didukung oleh kemamuan pemerintah untuk membenahi sumberdaya manusia yang siap pakai. Pemerintahan yang melakukan modernisasi kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai kalau tidak melibatkan sumberdaya yang siap pakai untuk memikirkan kemajuan daerah. Potensi daerah akan terealisasi apabila melibatkan tenaga ahli yang sesuai dengan bidang dan potensi yang ingin dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Banten sebuah wilayah yang memiliki banyak potensi baik di darat maupun disektor kelautan yang memerlukan konsentrasi untuk menggali potensi itu. Momentum pemilihan gubernur Banten perlu menjadi perenungan bagi calon-calon yang akan ikut bertarung, untuk komitmen memajukan potensi lokal yang dimiliki Banten. Bukan hanya calon disibukkan dengan pernyataan-pernyataan dan atau simbol-simbol yang pada akhirnya bermuara pada mengejar popularitas. Sepantasnya calon gubernur Banten sudah saatnya memiliki “kepekaan” cakrawala cara pandangnya pada menggali potensi yang dimiliki Banten. Dan jangan sampai hanya terbuka cara pandangnya pada kebutuhan politik sesaat semata, yang pada muaranya kepentingan kelompok tertentu.
Tentunya, agar pemilukada Gubernur Banten dapat berjalan aman dan damai, maka elit politik dan masyarakat menanggapi secara arif atas segala benturan-benturan sosial yang akan mengancam pada pemilukada gubernur Banten yang akan berlangsung akhir 2011 ini. Benturan tentunya suatu kewajaran dalam setiap pertarungan, namun benturan itu dapat diminimalisir dengan kearifan secara terbuka untuk menerima berbagai kekurangan dan kelebihan. Harapan kami selaku masyarakat, tentunya pemilukada gubernur Banten diharapkan berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin banten yang lebih arif dan berorientasi mensejahterahkan masyarakat Banten.
*) Dosen Sosiologi Fisip Untirta dan Pascasarjana Untirta & Anggota Dewan Pembina KMB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar